Oleh Agus Uropka)*
Kuliah di Perguruan Tinggi hingga kini masih dianggap
menjadi jaminan bekal masa depan. Hampir setiap tahun ajaran baru
puluhan ribu mahasiswa berebut untuk masuk ke Perguruan Tinggi, baik
swasta maupun negeri. Saya pun termasuk diantara sekian banyak calon
mahasiswa itu pada tahun 2009, yang berjuang mati-matian masuk ke
Perguruan Tinggi yang saya idamkan yaitu Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta untuk menitih masa depan saya. Sebelum saya masuk kuliah di
USD tidak ada impian untuk kuliah di Yogyakarta.
Karena atas berkat Tuhan, pemerintah daerah kabupaten Pegunungan Bintang
mengikutkan saya dalam program matrikulasi angkatan kedua. Sebelum
mengikuti kegiatan matrikulasi, saya bersama teman-teman mengikuti tahap
seleksi di asrama IMPETANG Buper Waena Jayapura. Materi seleksi saat
itu adalah beberapa bidang studi dasar seperti matematika, bahasa
Inggris, bahasa Indonesia dan ilmu pengetahuan alam. Proses inilah yang
menentukan para peserta yang akan megikuti kegiatan matrikulasi di USD
Yogyakarta. Melalui penyeleksian itu berhasil mengirim kurang lebih 25
orang sebagai anggota matrikulasi. Saya salah satu dari sekian banyak
peserta yang mengikuti tes saat itu. Peserta matrikulasi angkatan kedua
ini sebanyak 25 orang yakni 6 orang perempuan dan 19 orang laki-laki.
Proses kegiatan belajar mengajar matrikulasi mulai pada bulan Juli tahun
2008 sampai dengan bulan Juli 2009. Jadi, lama waktu mengikuti
matrikulasi di Universitas Sanata Dharma selama satu tahun, dengan
harapan kami bisa mengadaptasi dengan lingkungan kampus maupun cara
belajar mengajar di kampus.
Saya
merasa program ini memang baik dan sangat bermanfaat bagi saya dalam
memasuki dunia perkuliahan. Mengapa? Pertama, pelajaran yang saya terima
di SMA masih banyak yang kurang sehingga harus belajar ulang ke
pelajaran dasar di SD, SMP, dan SMA. Maka program ini memang harus
diteruskan karena akan membantu orang Pegunungan Bintang dalam
pendidikan lanjutan. Untuk itu saya mengajak adik-adik yang masih di
SMA perlu manfaatkan waktu untuk mempersiapan diri secara baik agar
tidak ketinggalan seperti saya dan teman – teman sebelumnya. Bila perlu
mengikuti program matrikulasi supaya kita bisa membanggun tanah Aplim
Apom yang kita cintai pada masa mendang. Mari kita banyak belajar dari
orang lain di sekolah, di kampus dan dimana saja untuk mencapai
cita-cita dan bisa bersaing secara sehat baik di taingkat Papua maupun
Indonesia. Abapila kita tidak siap secara pengetahuan dan mental maka
kita disaingi oleh orang lain yang sudah siap dalam segala hal.
Mengapa
saya berpikir dengan kuliah masih bisa dijadikan jaminan bekal masa
depan saya?.Dan selama ini menjadi kualifikasi
awal dalam menyaring kandidat, meskipun pada proses recuimtent lebih
ditekankan pada skill tetapi dengan memiliki persyaratan dasar tersebut kita
sudah mendapatkan sebuah kunci yaitu kesempatan dan tinggal bagimana
kita mengunakannya untuk kuliah dan menjadikan matrei, keterampilan
dasar yang menjadi bekal bagi kita.
Pada saat pertama saya mengikuti tes seleksi masuk
mahasiswa baru tahun ajaran 2009/2010 di USD dengan mahasiswa lain,
memang saya membutuhkan konsenterasi untuk bisa tembus pada saat tes
gelombang satau. Akhirnya saya diterima di FKIP (Fakultas Keguruan dan
Ilmu pendidikan) Jurusan Pendidikan Ekonomi. Saya menerima di fakultas
ini, Mengapa? Tidak ada kata lain ” hanya mau menjdai guru”. Itulah
cita-cita saya dengan melihat latar belakang guru yang sedang bertugas
di Pegunungan Bintang. Banyak masalah guru di Pegununagn Bintang, entah
sengaja atu tidak dengan sengaja. Guru-guru sering menghabiskan waktu di
kota dan siswa tidak mendapatkan apa-ap. Guru tidak menjalankan
semboyan pahlawan tanpa tanda jasa. Mungkin karena demikian akhirnya
meninggalkan tugas-tugasnya?
Akibat dari kebiasaan ini tentu sisawa tidak berperestasi baik, hal ini
saya alami sendiri ketika saya menjalani pendidikan di SMA. Mata
pelajaran yang saya peroleh ketika di SMA masih kurang. Hal ini saya
akui, karena memang disana tidak tersedia sarana dan prasarana, termasuk
guru. Saat ini, saya benar-benar menghadapi kesulitan dalam mempelajari
ilmu-ilmu ekonomi karena saya belum memiliki dasar-dasar ilmu yang
benar dari sekolah asal. Oleh sebab itu, saya mengatakan kepada para
pembaca untuk mendiskusikan tentang pendidikan kita di Pegunungan
Bintang dan harus mendukung kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan
seperti kerja sama dengan Universitas Sanata Dharam dan Universitas
Cenderawasih Jayapura. Karena memang melalui pendidikan, dunia akan
berubah, baik dunia secara spesifik maupun secara umum. Saya pun
mmengajak teman-teman yang mengambil jurusan pendidikan baik eksata
maupun sosial, mari kita belajar supaya bisa menjadi guru yang baik di
kampung halaman kita. Guru sesungguhnya adalah suatu pekerjaan yang
sangat mulia karena berhadapan dengan yang namanya manusia dan bukan
benda. Sehingga perlu disadari oleh semua orang dan profesi guru patut
diangkat setinggi-tingginya dan dunia sudah mengatakan itu. Tidak ada
orang yang menjadi Profesor atau Doktor kalau tidak didik oleh seorang
guru itu.
Menjadi seorang guru adalah suatu profesi (profession) bukan lagi merupakan pekerjaan biasa yang sekedar
sebagai pencaharian (occupation).di tanah Aplim Apom. Guru yang akan
datang di Pegunungan Bintang harus menjadi pionir-pionir kehidupan
manusia. Artinya seorang guru memiliki kemampuan dalam memadukan
nilai-nilai humanistik masyarakat Aplim Apom dengan harapan anak-anak
generasai mendatang dapat berkembang sesuai dengan karakter kehidupan
masyarakat setempat. Cara ini adalah mengangkat martabat dan harkat
masyarakat Aplim Apom yang sebenarnya. Untuk itu, saya mengingatkan
kepada teman-teman calon guru harus selalu mencoba mengikuti
perkembangan ilmu keguruan yang terjadi setiap saat, supaya apa yang
kita dapat itu benar-benar diterapkan di daerah kita kemudian.
Saya
bangga atas kebijakan pemerintah kita dalam bidang pendidikan. Termasuk
kita di Universitas Sanata Dharam, tinggal bagaimana kita manfaatkan
sejumlah fasilitas yanga ada dengan kemampuan kita masing-masing. Semoga
tulisan refelski singkat ini menjadi bahan bagi forum pembaca dan
khususnya masyarakat Pegunungan Bintang Papua. Semoga!. [bid-CoNews].
Penulis adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan
Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar