Kamis, 14 Juni 2012

SEPANGKAL KISAH DUNIA KULIAH



Oleh Agus Uropka)*

Kuliah di Perguruan Tinggi hingga kini masih dianggap menjadi jaminan bekal masa depan. Hampir setiap tahun ajaran baru puluhan ribu mahasiswa berebut untuk masuk ke Perguruan Tinggi, baik swasta maupun negeri. Saya pun termasuk diantara sekian banyak calon mahasiswa itu pada tahun 2009, yang berjuang mati-matian masuk ke Perguruan Tinggi yang saya idamkan yaitu Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk menitih masa depan saya. Sebelum saya masuk kuliah di USD tidak ada impian untuk kuliah di Yogyakarta.
Karena atas berkat Tuhan, pemerintah daerah kabupaten Pegunungan Bintang mengikutkan saya dalam program matrikulasi angkatan kedua. Sebelum mengikuti kegiatan matrikulasi, saya bersama teman-teman mengikuti tahap seleksi di asrama IMPETANG Buper Waena Jayapura. Materi seleksi saat itu adalah beberapa bidang studi dasar seperti matematika, bahasa Inggris, bahasa Indonesia dan ilmu pengetahuan alam. Proses inilah yang menentukan para peserta yang akan megikuti kegiatan matrikulasi di USD Yogyakarta. Melalui penyeleksian itu berhasil mengirim kurang lebih 25 orang sebagai anggota matrikulasi. Saya salah satu dari sekian banyak peserta yang mengikuti tes saat itu. Peserta matrikulasi angkatan kedua ini sebanyak 25 orang yakni 6 orang perempuan dan 19 orang laki-laki. Proses kegiatan belajar mengajar matrikulasi mulai pada bulan Juli tahun 2008 sampai dengan bulan Juli 2009. Jadi, lama waktu mengikuti matrikulasi di Universitas Sanata Dharma selama satu tahun, dengan harapan kami bisa mengadaptasi dengan lingkungan kampus maupun cara belajar mengajar di kampus.
Saya merasa program ini memang baik dan sangat bermanfaat bagi saya dalam memasuki dunia perkuliahan. Mengapa? Pertama, pelajaran yang saya terima di SMA masih banyak yang kurang sehingga harus belajar ulang ke pelajaran dasar di SD, SMP, dan SMA. Maka program ini memang harus diteruskan karena akan membantu orang Pegunungan Bintang dalam pendidikan lanjutan. Untuk itu saya mengajak adik-adik yang masih di SMA perlu manfaatkan waktu untuk mempersiapan diri secara baik agar tidak ketinggalan seperti saya dan teman – teman sebelumnya. Bila perlu mengikuti program matrikulasi supaya kita bisa membanggun tanah Aplim Apom yang kita cintai pada masa mendang. Mari kita banyak belajar dari orang lain di sekolah, di kampus dan dimana saja untuk mencapai cita-cita dan bisa bersaing secara sehat baik di taingkat Papua maupun Indonesia. Abapila kita tidak siap secara pengetahuan dan mental maka kita disaingi oleh orang lain yang sudah siap dalam segala hal.
Mengapa saya berpikir dengan kuliah masih bisa dijadikan jaminan bekal masa depan saya?.Dan selama ini menjadi kualifikasi awal dalam menyaring kandidat, meskipun pada proses recuimtent lebih ditekankan pada skill tetapi dengan memiliki persyaratan dasar tersebut kita sudah mendapatkan sebuah kunci yaitu kesempatan dan tinggal bagimana kita mengunakannya untuk kuliah dan menjadikan matrei, keterampilan dasar yang menjadi bekal bagi kita.

Pada saat pertama saya mengikuti tes seleksi masuk mahasiswa baru tahun ajaran 2009/2010 di USD dengan mahasiswa lain, memang saya membutuhkan konsenterasi untuk bisa tembus pada saat tes gelombang satau. Akhirnya saya diterima di FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan) Jurusan Pendidikan Ekonomi. Saya menerima di fakultas ini, Mengapa? Tidak ada kata lain ” hanya mau menjdai guru”. Itulah cita-cita saya dengan melihat latar belakang guru yang sedang bertugas di Pegunungan Bintang. Banyak masalah guru di Pegununagn Bintang, entah sengaja atu tidak dengan sengaja. Guru-guru sering menghabiskan waktu di kota dan siswa tidak mendapatkan apa-ap. Guru tidak menjalankan semboyan pahlawan tanpa tanda jasa. Mungkin karena demikian akhirnya meninggalkan tugas-tugasnya?
Akibat dari kebiasaan ini tentu sisawa tidak berperestasi baik, hal ini saya alami sendiri ketika saya menjalani pendidikan di SMA. Mata pelajaran yang saya peroleh ketika di SMA masih kurang. Hal ini saya akui, karena memang disana tidak tersedia sarana dan prasarana, termasuk guru. Saat ini, saya benar-benar menghadapi kesulitan dalam mempelajari ilmu-ilmu ekonomi karena saya belum memiliki dasar-dasar ilmu yang benar dari sekolah asal. Oleh sebab itu, saya mengatakan kepada para pembaca untuk mendiskusikan tentang pendidikan kita di Pegunungan Bintang dan harus mendukung kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan seperti kerja sama dengan Universitas Sanata Dharam dan Universitas Cenderawasih Jayapura. Karena memang melalui pendidikan, dunia akan berubah, baik dunia secara spesifik maupun secara umum. Saya pun mmengajak teman-teman yang mengambil jurusan pendidikan baik eksata maupun sosial, mari kita belajar supaya bisa menjadi guru yang baik di kampung halaman kita. Guru sesungguhnya adalah suatu pekerjaan yang sangat mulia karena berhadapan dengan yang namanya manusia dan bukan benda. Sehingga perlu disadari oleh semua orang dan profesi guru patut diangkat setinggi-tingginya dan dunia sudah mengatakan itu. Tidak ada orang yang menjadi Profesor atau Doktor kalau tidak didik oleh seorang guru itu.
Menjadi seorang guru adalah suatu profesi (profession) bukan lagi merupakan pekerjaan biasa yang sekedar sebagai pencaharian (occupation).di tanah Aplim Apom. Guru yang akan datang di Pegunungan Bintang harus menjadi pionir-pionir kehidupan manusia. Artinya seorang guru memiliki kemampuan dalam memadukan nilai-nilai humanistik masyarakat Aplim Apom dengan harapan anak-anak generasai mendatang dapat berkembang sesuai dengan karakter kehidupan masyarakat setempat. Cara ini adalah mengangkat martabat dan harkat masyarakat Aplim Apom yang sebenarnya. Untuk itu, saya mengingatkan kepada teman-teman calon guru harus selalu mencoba mengikuti perkembangan ilmu keguruan yang terjadi setiap saat, supaya apa yang kita dapat itu benar-benar diterapkan di daerah kita kemudian.
Saya bangga atas kebijakan pemerintah kita dalam bidang pendidikan. Termasuk kita di Universitas Sanata Dharam, tinggal bagaimana kita manfaatkan sejumlah fasilitas yanga ada dengan kemampuan kita masing-masing. Semoga tulisan refelski singkat ini menjadi bahan bagi forum pembaca dan khususnya masyarakat Pegunungan Bintang Papua. Semoga!. [bid-CoNews].

Penulis adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar