REMAJA,
PROBLEMATIKA DAN SOLUSINYA :
Sebuah
Telaah tentang Ma'na Sillaturrahmi
Oleh
: Ening Widiyarti,S.Ag.
Pendahuluan
Remaja
--sebagaimana yang dikatakan Musthafa Fahmi-- adalah sosok
manusia yang
belum matang. Hal ini dikarenakan remaja berada pada fase
perkembangan
antara anak-anak dan dewasa. Karena keberadaannya itulah maka
remaja
dikatakan sebagai tahapan usia yang belum matang. Remaja juga
disebut
sebagai usia pencarian identitas atau jati diri. Dalam proses
pencarian
jati diri (aku), remaja selalu mencoba dan mencoba apa yang
cocok pada
dirinya. Disamping itu, remaja juga mencari bventuk dirinya
kelak
dikemudian hari.
Selama
proses ini remaja selalu berinteraksi dengan lingkungannya, baik
lingkungan dalam bentuk jasmani ataupun rohani. Keberadaan
lingkungan
demikian dekatnya dengan remaja sehingga apa yang terdapat dalam
lingkungan akan dengan mudah diindera. Akibat dari keadaan ini
maka
dalam jangka panjang remaja akan terbentuk sesuai dengan
lingkungan ang
membentuknya.
Dalam
kenyataan, lingkungan ada yang baik dan ada yan buruk.
Lingkungan yang
baik akan membentuk remaja menjadi baik dan lingkungan yang
buruk akan
membentuk remaja menjadi buruk pula. Peran lingkungan memang
demikian
besar dalam proses pembentukan remaja, disamping faktor
hereditas.
Remaja
harus pandai menentukan di mana harus berada, pada siapa harus
berteman,
bagaimana harus bersikap pada lingkungan yang tidak baik, is
harus
menjadi apa dan siapa, bagaimana harus berbuat. Hal ini penting
sebab
akan memberikan gambaran tentang sosok remaja bersangkutan. Bila
gagal
dalam menjawab pertanaan-pertanyaan diatas maka akan menjadi
sosok
remaja yang "tidak diinginkan". Sungguh ironis apabila remaja
menjadi manusia yang mengalami angst yaitu keterasingan, baik
dari diri
sendiri, keluarga, lingkungan dan Tuhannya. Bila hal ini terjadi
maka
remaja "bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa". Remaja bukan
lagi menjadi dirinya, bukan bagian dari lingkungannya dan jauh
dari
Tuahan. Keberadaannya tidak lagi diperhitungkan atau wujuduhu
ka
adamihi (adanya sama saja dengan tidak adanya). Dampak
selanjutnya
adalah remaja akan berbuat semmaunya karena merasa tidak lagi
menjadi
bagian dari lingkungannya, sekalipun perbuatannya merugukan diri
sendiri, keluarga dan lingkungannya. Ia menjadi manusia yang
tidak
memiliki sense
of responsibility, cuek dan acuh tak acuh.
Problematika
Remaja
Sebagaimana
yang terungkap dalam pendahuluan di atas, bahwa remaja adalah
satu sosok
manusia yang berada di antara dua fase yaitu anak-anak dan
dewasa
sehingga karena keberaaannya tersebut, remaja tidak memiliki
kematangan
intelektual dan emosional. Kecuali itu, remaja memiliki banyak
ragam
problematika yang membebaninya. Problematika tersebut antara
lain :
Pertama,
ketidakmatangan intelektual dan emosional. Hal ini berakibat
pada
tindakan yang tidak rasional, cenderung emosional dan tanpa
pikir
panjang. Hal ini sangat bertentangan dengan dasar dan kaedah
Agama.
Sabda Rasulullah SAW. :
Artinya
: Jika kamu ingin melakukan suatu pekerjaan maka pikirkanlah
akibatnya.
Apabila akibatnya baik maka lakukanlah dan apabila akibatnya
buruk maka
jauhilah (HR. Ibn al-Mubarak)
Al-Hadits
ini memberi pesan akan pentingnya tindakan rasional dan
preventif supaya
tidak terjerumus pada kerusakan dan kebinasaan. Firman Alah SWT.
Artinya
: ...Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam
kebinasaan...(QS. Al-Baqoroh : 195)
Kedua,
tidak mampu berprestasi dan membanggakan prestasi orang tua.
Kesulitan
belajar sering dialami sebagian remaja. Kesulitan dalam
pengertian yang
sebenarnya ataupun kesulitan yang disebabkan hilangnya minat
belajar dan
membaca. Hal ini kan berakibat pada sulitnya meraih prestasi.
Dalam
kondisi nafi prestasi, remaja kemudia membanggakan
prestasi
keluarganya (orang tua, dsb) baik dalam bentuk ucapan maupun
tindakan.
Ali KW. berkata :
Bukanlah
pemuda orang yang mengatakan ini (prestasi) bapakku, tetapi
pemuda
adalah yang mengatakan ini (prestasi) aku.
Rasulullah
juga bersabda :
Artinya
: Jadilah kamu seseorang yang kakinya menginjak tanah sedangkan
cita-citanya tergantung di bintang tsuroya.
Ketiga,
solidaritas berlebihan. Solidaritas berlebihan akan menyebabkan
tindakan
pembelaan yang berlebihan. Pembelaan terhadap teman secara
berlebihan
akan mengakibatkan tertutupnya mata dan telinga akan kebenaran.
Karena
teman, sekalipun salah maka akan dibela mati-matian. Firman
Allah SWT. :
Artinya
: ... dan tolong menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan
takwa. Dan
jangan tolong menolong kamu sekalian dalam dosa dan permusuhan
(QS.
Al-Maidah :2)
Keempat,
lebih mengandalkan okol daripada akal. Bagi remaja
yang
mempunyai kelebihan fisik cenderung membanggakan fisiknya yang
di atas
rata-rata teman sebayanya. Sebagai bahan renungan sangatlah
tepat
memperhatikan Hadits Nabi SAW. :
Artinya
: Tidaklah disebut kuat orang yang mengandalkan otot, tetapi
orang kuat
adaah orang yang mampu menahan hawa nafsunya ketika marah (HR.
Bukhori
dan Muslim)
Kelima,
dalam hal cinta dan benci cenderung berlebhan. Pengungkapan
cinta dan
benci pada remaja sering tidak terkontrol. Saat dia mencintai
seseorang
seakan-akan tidak ada orang lain lagi yang layak dicintai.
Demikian juga
ketika dia membenci seseorang seakan-akan tidak ada orang lain
lagi yang
layang dibenci. Islam mengajarkan cinta dan benci kepada
ummatnya dengan
sangat tegas, yaitu supaya dalam mencintai dan membenci
sewajarnya saja
: Hadits Rasul SAW. :
Artinya
: Cintailah kekasihmu sewajarnya saja sebab bisa jadi ia menjadi
orang
yang sangat kamu benci suatu hari nanti. Bencilah orang yang
kamu benci
sewajarnya saja sebab bisa jadi ia menjadi orang yang sangat amu
cintai
suatu hari nanti. (HR. At-Tirmidzi)
Ma'na
dan hikmah silaturrahmi
Silaturahmi
berasal dari kata berbahasa arab yang berarti menyambung,
menghubungkan
dan kasih sayang, kekerabatan. Silaturrahmi dimaksudkan sebagai
upaya
menyambung, menghubungkan dan menggabungkan kasih sayang serta
kekerabatan antara dua orang atau lebih, baik yang semula ada
hubungan
persaudaraan atau tidak.
Silaturrahmi
dalam Islam sangat ditekankan untuk dilaksanakan karena
hikmahnya sangat
besar. Keretakan hubungan saudara dapat dipertautkan kembali
dengan
silaturrahmi. Dua orang yang bukan saudara juga dapat
dipersatukan
dengan silaturrahmi.
Urgensi
silaturrahmi dapat dilihat dakam Al-Qur'an dan Al-Hadits berikut
ini :
"Hai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu
dari seorang diri dan dari padanya Allah menciptakan isterinya;
dan
daripada keduanya Alah memperkembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang
banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah)
hubungan
silaturrahmi..." (QS. An-Nisa' :1)
"Orang
arab pedesaan bertanya : ya Rasul-Allah, kabarkan kepadaku
tentang
sesuatu yang dapat mendekatkanku kepada surga dan menjauhkan
diriku dari
neraka ?! Nabi menjawab :...dan sambunglah tali silaturrahmi
!"(HR.
Bukhari dan MUslim)
"Rasulullah
bersabda : hubungan kekeluargaan itu digantungkan pada 'arsy. Ia
berkata
: barang siapa yang menyambungku Allah akan menyambungkannya dan
barang
siapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskannya pula" (HR.
Bukhari dan Muslim)
"Nabi
bersabda : Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan
dipanjangkan
umurnya, maka hendaklah menyambung tali silaturrahim" (Mutafaq
'Alaih)
Berdasarkan
keterangan ayat dan hadits di atas jelaslah bahwa silaturrahmi
merupakan
unsur pokok dalam membangun persaudaraan dan mempererat
pertautan
kekerabatan. Dengan silaturrahmi dapat tercipta suasana kondusif
untuk
menciptakan rasa saling menyayangi dan mengasihi antar sesama.
Orang
lain akan tampak sebagaimana saudara dan bukan musuh. Apabila
orang lain
telah tampak sebagai saudara maka akan diperlakukan sebagai
saudara.
Silaturrahmi
akan membuka kran keterbukaan antar sesama. Dengan adanya
keterbukaan
maka tidak ada kebekuan hubungan. Selanjutnya akan mudah
diadakan
penyelesaian masalah bila terjadi mis understanding atau
mis communication. Pertanyaannya adalah dimana peran
silaturrahmi ?
Pada
akan tulisan ini akan dicoba diuraikan peran silaturrahmi dalam
memberikan problem solving atas beberapa masalah yang
dihadapi
remaja. Masalah ini termasuk masalah terbesar yang dihadapi
bangsa
Indonesia saat ini. Masalah-masalah tersebut terumuskan dalam
masalah
hilangnya jiwa persatuan dan kesatuan.
Sebagaimana
diketahui bahwa bangsa Indonesia sedang mengalami persoalan dan
mendesak
untuk diselesaian. Indonesia sebagai negara besar yang terdiri
dari
beribu-ribu pulau, suku, adat kebiasaan, budaya dan bahasa
sangat
mengagumkan siapa saja. Namun keanekaragaman semua itu saat ini
tidak
dapat dipertahankan dalam satu wadah kesatuan dan kebersamaan.
Keanekaragaman itu kini menjadi tercerai berai dan menjadi sebab
hilangnya jiwa persaudaraan dan saling mengasihi diantara sesama
anak
bangsa. Perbedaan - perbedaan itu kini muncul dalam wajah yang
sangat
mencolok dan masing-masing menghilangkan rasa penghargaan
terhadap
perbedaan. Kasus pertengkaran kecil bisa meluas menjadi
kerusuhan SARA
karena kebetulan pelakunya berbeda suku bangsa. Perbedaan agama
memicu
pertumpahan darah yang tak kunjung terselesaukan. Kasus
pencurian ayam
bisa berubah menjadi kasus pembnuhan sadis. Sekedar isu dukun
santet
kemudian berkembang menjadi tragedi nasional berupa
pembunuhan-pembunuhan berencana yang sadis dan beantai.
Persoalan
bangsa yang sudah demikian berat masih ditambah dengan persoalan
yang
diperbuat oleh kaum mudanya. Kaum muda yang menjadi harapan
bangsa
ternyata hanya bisa mengandalkan otot dan bukannya otak. Mereka
lebih
suka menggunakan emosi daripada rasio. Akibatnya mereka mudah
terbakar
oleh hal-hal sepele. Berbagai macam persoalan muncul ke
permukaan
sebagai akibat perbuatan mereka. Misalnya tawuran massal,
pengangguran,
premanisme, hedonisme, pragmatisme, pergaulan bebas, pecandu
obat-obat
terlarang dan sebagainya. Persoalan - persoalan besar sudah
merambat
sampai ke lingkungan sekitar. Berkali-kali terjadi perkelahian
antar
desa yang melibatkan peluhan bahkan ratusan pemuda/remaja.
Banyaknya
remaja menjadi pecandu narkoba. Dan sebagian mereka sudah
terlibat dalam
aksi premanisme.
Dengan
silaturrahmi diharapkan dapat ditemukan solusi terbaik guna
merampungkan
berbagai persoalan yang ada. Dari silaturrahmi paling tidak
dapat
dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Pertama,
menyambung kembali benang persaudaraan yang putus dan sekaligus
menyadari akan akibat yang ditimbulkan.
Kedua,
membangun kembali jiwa kebersamaan dan tolong menolong diantara
sesama.
Ketiga,
menciptakan rasa saling mengasihi.
Keempat,
Membangun rasa saling percaya dan menghilangkan rasa saling
curiga dan
buruk sangka (su'u dzan).
Kelima,mudah
mencari tabayyun bila terjadi isu yang potensial
mengakibatkan
pertengkaran.
Keenam,
mudah pula terjadi saling mengingatkan dan menasehati (taushiyah)
Ketujuah,
mebambah dan memperbanyak saudara.
Kedelapan,
meningkatkan kerjasama dalam segala hal yang baik.
Kesembilan,"memperpanjang
umum".
Kesepuluh,
"memperbanyak rizki".
Penutup
Demikianlah
tulisan singkat ini, mudah-mudahan dapat memberikan dorongan
untuk
menciptakan persaudaraan dengan mengintensifkan silaturrahmi dan
memberikan konstribusi untuk membangun kesadaran akan bahaya
yang
ditimbulkan bila meninggalkan silaturrahmi. Pertengkaran dan
perpecahan
akan menyebabkan kita semakin rapun dan menanggung kerugian
dunia-akherat.
trmh ksh sdh membgi pnglamn dnia rmja
BalasHapusisinya baguss,, sangat bermanfaat. . :-)
BalasHapusbagus,,,maksh buat materinya,:)
BalasHapus